Alasan Penyemprotan Disinfektan Gunakan Kendaraan Pemadam Kebakaran

Banda Aceh, 05 Agustus 2020 – Penyemprotan disinfektan di jalan-jalan Kota Banda Aceh terus dilakukan sejak bulan Maret 2020. Setiap hari, mulai dari tempat ibadah, fasilitas umum, sekolah, perkantoran disemprot cairan disinfektan. Selain kendaraan pemadam kebakaran memiliki spesifikasi khusus untuk menangani cairan disinfektan, pasukan pemadam kebakaran memiliki standar operasional prosedur (SOP).

Yudi, SH selaku Kasie Pembinaan Dan Pengembangan Tenaga Pemadam Kebakaran di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Banda Aceh menjelaskan bahwa untuk kendaraan khusus menyemprotkan disinfektan memang telah disiapkan, mengingat kondisi saat ini butuhkan penanganan secara cepat dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19.

Ketika melakukan penyemprotan petugas pemadam kebakaran tetap menjalankan standar operasional prosedur (SOP) seperti terjadi kebakaran. “SOP dalam pelaksanaan penyemprotan disesuaikan dengan SOP ketika terjadi kebakaran yaitu dengan menggunakan jaket, celana, helm, masker, sarung tangan dan sepatu yang secara umum yang sudah memenuhi syarat sebagai alat pelindung diri (APD) pemadam untuk mengantisipasi terkena cairan disinfektan,” tambah.

Sebagai bagian dari perawatan kendaraan, mobil pemadam kebakaran juga perlu dijaga agar kinerjanya tetap optimal. Mengenai perawatan kendaraan pemadam, Yudi menerangkan tidak ada perbedaan antara paska penyemprotan dan paska penanganan kebakaran. “Hanya dalam pelaksanaan paska penyemprotan lebih diperhatikan secara seksama mengingat penyemprotan dilakukan di wilayah-wilayah yang sudah terpapar Covid-19,” terangnya.

Cairan disinfektan adalah bahan kimia bersifat korosif, bahkan untuk kulit yang sensitif bisa menimbulkan iritasi. Beruntungnya, tangki mobil pemadam sudah dirancang khusus untuk bisa bertahan pada kondisi air kotor sekalipun. “Untuk pengaruh buruk secara keseluruhan tidak ada karena tangki mobil pemadam sudah dirancang untuk penggunaan air bersih dan air kotor karena tidak tertutup kemungkinan pada saat penanganan kebakaran kami menggunakan air sungai, walaupun faktanya adanya campuran disinfektan bila terkena besi mudah berkarat,” tuturnya.

Ketika melakukan penyemprotan disinfektan, ada sedikit perbedaan teknis saat mobil pemadam menyemprotkan air atau campuran air dan foam untuk memadamkan api. “Secara teknis penggunaan air dan foam ada tempat tersendiri dan tercampur saat keduanya disatukan dalam mesin pompa. Sedangkan untuk disinfektan, bahan dicampur dulu dengan sedikit air yang dilarutkan terpisah kemudian setelah itu dicampurkan dalam tangki unit pemadam. Dan pada saat diopeasikan, mesin tidak bermasalah karena memang dirancang untuk digunakan dalam keadaan bertekanan tinggi, sepanjang perawatan berkala dilakukan secara rutin,” terang Yudi.

Yudi menjelaskan perhitungan teknis penyemprotan disinfektan pada mobil pemadam kebakaran dengan kapasitas 3000 liter. “Pada unit pemadam yang ditugaskan untuk penyemprotan, seluruhnya diisi campuran yang seimbang 10 liter disinfektan berbanding 3.000 liter. Untuk unit 3000 liter dapat digunakan sepanjang 3,5 km dengan tekanan pompa 5 bar spray. Untuk jenis monitor atau water canon yang digunakan dalam penyemprotan yaitu dengan ukuran 2,5 inch yang terpasang di unit pemadam, sedangkan untuk jenis nozzle kombinasi biasanya digunakan ukuran 1,5 inch karena lebih menghemat air dan tekanan,” pungkas Yudi (dba).