
Tidak dapat disangkal lagi bahwa setiap kebakaran pasti akan menimbulkan kerugian, baik nyawa manusia maupun harta benda. Api yang menjadi penyebabnya sudah diketahui oleh semua orang,karena sebagian besar umat manusia berkepentingan dengannya.
Begitu juga dalam kehidupan di rumah tangga, kadang karena kelalaian sipemilik rumah akhirnya menimbulkan kebakaran yang meluas kepada tetangga yang lain.
Melalui tulisan ini, penulis mencoba untuk mentelaah beberapa penyebab umum terjadinya kebakaran di dalam Rumah Tangga serta upaya penanganan agar menghindari terjadinya kebakaran tersebut serta langkah-langkah penanggulangannya.
Hal ini di tulis mengingat semakin meningkatnya bencana kebakaran di wilayah Kabupaten Agam pada tahun 2004 ini yaitu sebanyak 31 kali.
Sementara itu, untuk di Kabupaten Agam sebagai unit Pemadam Kebakaran masih bernaung di bawah Kantor Kesbang dan Linmas dimana dipimpin oleh seorang Kasi Pemadam Kebakaran (Eselon IV/a) dengan personil anggota sebanyak 30 orang, yang ditugasi Piket per Regu sebanyak 5 (lima) orang setiap harinya dengan tempat tugas 1 regu di Lubuk Basung dan 1 regu lagi di Mess Pemda Agam Belakang Balok Bukittinggi dan Armada Operasionalnya 2 (Unit).
Hal ini tentulah belum sebagai jaminan untuk dapat sesegeranya tertanggulangi kebakaran, apalagi mengingat wilayah Kabupaten Agam yang begitu luas.
Berdasarkan hal tersebut, penulis memandang bahwa sebagai langkah awal tentunya telah seharusnya setiap Individu dalam rumah tangga wajib mengetahui cara penanggulangan kebakaran tingkat pertama apabila terjadi musibah kebakaran dalam rumah tangga menjelang datangnya bantuan dari Unit Pemadam Kebakaran.
PENYEBAB UMUM KEBAKARAN DI RUMAH TANGGA
Ada beberapa hal sebagai penyebab umum timbulnya kebakaran dalam rumah tangga yaitu :
1. Korek Api atau Merokok
a. Anak-anak sering bermain korek Api. hal ini dapat membahayakan karena dapat membakar benda-benda yang lain.
b. Merokok disembarang tempat kadang sambil tiduran dapat membakar kasur atau putung rokok yang di buang sembarangan dapat menyulut api.
2. Bahaya Listrik
Akibat penangganan listrik yang salah dapat menimbulkan panas dan kebakaran, seperti misalnya :
a. Stop kontak bertumpuk-tumpuk.
b. Penggantian sekering secara sembarangan atau tidak sesuai ukurannya.
c. Sambungan kabel atau stop kontak yang tidak baik atau kendor.
d. Pemakaian kabel yang ukurannya tidak sesuai dengan bebannya.
e. Hubungan pendek
f. Penggunaan arus listrik tidak sesuai dengan ketentuan pada peralatannya.
3. Pemanasan berlebihan dan bahaya memasak.
Penggunaan lampu untuk pemanasan dalam lemari pakaian dan memasak ditinggalkan, dapat menyebabkan pemanasan berlebihan dan mengakibatkan kebakaran.
4. Bahan-bahan mudah terbakar
Penyimpanan bahan-bahan mudah terbakar secara sembarangan dapat menimbulkan bahaya kebakaran, misalnya meyimpan tempat minyak tanah atau bensin dibawah kompor memasak.
5. Gas Elpiji (LPG)
Kondisi yang jelek dari peralatan kompor yang menggunakan gas elpiji dapat membahayakan, dapat mengakibatkan kebakaran.
6. Alat penerangan.
Penggunaan lampu minyak tanpa pelindung api dapat membahayakan, demikian pula penggunaan lampu lilin.
7. Tirai atau bahan-bahan Dekorasi
Penempatan atau pemasangan tirai atau gorden Jendela dekat kompor dapat menimbulkan kebakakan apabila tertiup angin.
PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN DI RUMAH TANGGA
1. Jangan biarkan anak-anak bermain korek Api.
2. Jangan membakar sampah bila angin sedang bertiup keras.Siapkan air bila sedang membakar sampah dan jangan ditinggalkan sampai apinya padam kemudian siram sisa dan bara yang tertinggal.
3. Sesuai dengan PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik), periksa dan kalau perlu ganti Instalasi listrik rumah setiap 10 tahun.
4. Periksa kondisi peralatan listrik yang sering digunakan dirumah,terutama hubungan kabelnya.
5. Hindarkan hubungan stop kontak bertumpuk-tumpuk.
6. Hindarkan penggunaan lampu sebagai alat pemanas dalam tempat tertutup, misalnya lemari, untuk mencegah pemanasan berlebihan yang tidak terkontrol.
7. Jika memasak, terutama jika menggunakan minyak goreng masakan jangan ditinggalkan diatas kompor menyala tanpa pengawasan, demikian pula jika sedang memasak air.
8. Periksa selalu kondisi botol gas, terutama pada katup dan selang penyalurnya.Gunakan air sabun untuk menchek kebocoran gas tersebut.
9. Jangan gunakan lampu tempel tanpa kaca perlindung api dan batasi nyala apinya jangan sampai terlalu besar.
10. Hati-hati menggunakan lilin untuk penerangan.Jangan gunakan alas yang mudah terbakar.Jangan meletakkan lilin menyala diatas meja bertaplak kain atau plastik.
11. Pastikan bahwa lilin melekat dengan baik pada alasnya dengan posisi tegak lurus, supaya tidak mudah jatuh.Jangan biarkan anak-anak bermain dengan lilin menyala.
12. Hindarkan penempatan tirai atau gorden dekat kompor memasak.
PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RUMAH TANGGA
Dalam penanggulangan kebakaran dirumah tangga, ada beberapa peralatan yang akan digunakan yaitu :
1. Peralatan Tradisional
a. Karung, selimut, gorden atau bahan kain lainnya yang akan digunakan untuk memadamkan api harus terlebih dahulu dibasahi / dicelupkan diair, maksudnya adalah untuk mencegah supaya tidak mudah terbakar, menutup pori-pori kain dan dapat menyerap panas apinya.Kain yang basah tersebut. Lalu ditutupkan dengan baik diatas bahan yang terbakar dengan oksigen di udara. Alat tradisional ini hanya dapat memdamkan api kecil atau awal kebakaran karena terbatasnya lebar kain dan mengandalkan kepada fisik orang yang memadamkan.
b. Penggunaan media padat seperti Pasir, Tanah, Lumpur, adalah dengan cara menutupkan diatas bahan yang terbakar dengan rata, mempergunakan alat bantu berupa sekop atau cangkul. Dengan demikian cara ini juga terbatas afektifnya karena mengandalkan sepenuhnya kepada kemampuan fisik dari orang yang melakukannya.
2. Alat Pemadam Api Ringan ( APAR ).
a. APAR dengan media busa.
Tabung APAR berisi busa dan air dan gas (Co2 atau N2 ) bertekanan untuk menekan busa keluar.
Cara penggunaan :
Cabut pipa pengaman, tekan tuas sebentar untuk mencoba alat bekerja atau tidak, dekati api dari arah angin bertiup, semprotkan dari jarak kira – kira 2 meter keatas permukaan bahan yang terbakar dengan cara dikibaskan agar menutup rata sehingga dapat memutuskan hubungan bahan bakar dan oksigen udara.
b. APAR dengan media sabuk kimia
Terdiri atas 2 macam :
1) Tabung berisi sabuk kimia dan sebuah tabung kecil (cartridge) berisi gas bertekanan (Co2 atau N2 ) sebagai pendorong sabuk keluar.
2) Tabung berisi sabuk kimia seperti (1) tetapi tanpa tabung gas didalamnya sebagai penggantinya, gas bertekanan tersebut langsung dimasukkan kedalam tabung bersama sabuknya. Pada bagian luar tabung terdapat indikator tekanan gas (pressure gauge) untuk mengetahui kondisi tekanan gas didalamnya masih memenuhi syarat atau tidak.
Cara penggunaannya :
Cabut pipa pengaman, pegang selang semprot (kalau ada) dan arahkan keatas, tekan tuas pembuka sebentar untuk mencoba alat bekerja atau tidak, kemudian dekati api dari arah angin bertiup, semprotkan dari jarak kira – kira 3 meter dengan cara dikibaskan kearah permukaan bahan yang terbakar supaya menutup dengan rata. Untuk memadamkan bahan cair yang terbakar karena tekanan semprotan dapat mengakibatkan api meloncat ketempat lain. Untuk penggunaan didalam ruangan, karena serbuk dapat menutupi pandangan maka perlu diperhatikan beberapa ketentuan khusus :
-Pastikan tidak ada orang lain didalam ruangan.
-Pastikan bahwa pandangan masih belum tertutup oleh asap.
-Padamkan dari awal pintu masuk dan dimulai dulu dari api yang terdekat.
-Usahakan selama menyemprot penggung selalu menghadap pintu sepaya tidak kehilangan arah untuk menyelamatkan diri apabila ternyata pemadaman gagal dan ruangan penuh kabut serbuk dan asap.
3. APAR dengan media gas.
Kadang tabung media ini dilengkapi dengan indikator tekanan gas pada bagian luarnya khusus untuk tabung baik Co2 corong semprotannya berbentuk melebar untuk merubah Co2 yang keluar menjadi berbentuk kabut bila disemprotkan.
Cara penggunaan :
Cabut pipa pengaman, tekan tuas pembuka sebentar untuk mencoba alat bekerja atau tidak kemudian dekati api dari arah angin, semprotkan dari jarak 2 meter ke permukaan benda yang terbakar dengan cara mengibaskan.
Untuk memadamkan bahan cair yang terbakar jangan semprotkan langsung kearah bahan yang terbakar karena tekanan semprotkan dapat mengakibatkan api meloncat ketempat lain.
4. Alat Pemadam Api Beroda (Troley Fire Extinguisher)
Alat pemadam api ini sama dengan APAR , hanya ukurannya lebih besar dengan berat isinya antara 25 kg sampai 150 kg, menggunakan media serbuk kimia atau gas. Untuk memudahkan bergerak dilengkapi dengan roda dan digunakan untuk memadamkan api yang lebih besar.
a. Alat dengan media serbuk kimia
Tabung berisi serbuk kimia, tabung gas besar dan berada diluar diluar tabung serbuknya dihubungkan dengan suatu saluran ke tabung serbuk dilengkapi sebuah kran pembuka gas, saluran penyemprot berupa selang yang agak panjang, kadang dilengkapi dengan pengontrol semprotan pada ujung selang.
b. Alat dengan Media gas
Tabung berisi gas bertekanan dilengkapi dengan kran pembuka dan indikator tekanan pada bagian luar tabung.
Cara penggunaan :
Alat ini dioperasikan maksimal oleh 2 orang, 1 orang memegang selang sebagai penyemprot, 1 orang lagi sebagai pembantu untuk membuka / menutup kran tabung / gas dan memindahkan alat bila diperlukan. Mula – mula dorong alat ketempat kebakaran dari arah angin sampai jarak yang cukup aman dari api, buka galungan selang, buka kran gas dan buka kran tabung sebentar untuk mencoba alat bekerja atau tidak kemudian bawa ujung selang kedekat api, semprotkan kearah api dengan cara dikibaskan, petugas yang satu lagi bersiap didekat tabung untuk sewaktu – waktu menutup kran atau memindahkan alat bila diminta oleh pemegang selang.
Sebagaimana telah dikemukan diatas, dapatlah dilihat bahwasanya kebakaran yang terjadi didalam rumah tangga kebanyakan diakibatkan oleh kelalaian yang selama ini mungkin kurang diperhatikan dengan seksama.
Adapun kelalaian ini tentu tidak terlepas dari pengontrolan baik dari pemilik rumah, tetangga maupun dari instansi teknis terkait.
Mengingat hal tersebut diatas dapat disarankan sebagai berikut :
a. Lebih intesifnya unit pemadam kebakaran dalam melakukan monitoring dan sosialisasinya kepada setiap pemilik rumah untuk dapat memiliki alat pemadam kebakaran guna memadamkan api sedini mungkin dan juga melakukan pengecekan kondisi jalan / lapangan agar pada waktu terjadi kebakaran tidak memakan waktu untuk mencapai sasaran untuk itu pada unit pemadam kebakaran di Kabupaten Agam diperlukan 1 buah mobil yang khusus digunakan dalam monitoring ini.
b. Adanya pengontrolan dari PLN yang dilakukan secara rutin terhadap instalansi listrik, sehingga dapat diketahui dan ditanggulangi sedini mungkin apabila dilihat kemungkinan adanya instalansi listrik yang akan menimbulkan kerugian.
c. Lebih berperan aktifnya perangkat pemerintahan di wilayah tersebut untuk mengingatkan bahaya kebakaran kepada warga masyarakatnya.