
Banda Aceh – Ketua Gerakan Muda Aceh (GEMA), Hadi Saputra sangat menyayangkan beberapa persoalan yang masih menggantung di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), salah satunya masalah Calon Unsur Pengarah (UP) Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), dari hasil seleksi kepada Gubernur Aceh melalui Kalak BPBA, H T Ahmad Dadek SH, pada Selasa 25 Juni 2019 sudah terpilih 10 besar calon UP BPBA dan diteruskan ke DPRA guna di-fit and proper test.
Hal tersebut disampaikan ketua GEMA melalui siaran pers nya yang diterima NBA, Rabu 15 Juli 2020.
Adapun nama-nama Calon UP BPBA yang masuk 10 besar yaitu Azhari, Ferry Suferilla, Hendra Syahputra, Husnaina Noviana, Norma Susanti, Nurmalahayati, Subhan Bakri, T Firdaus, TM Zulfikar, dan Teuku Firsa.
Namun, sudah dari tahun 2019 diserahkan ke DPRA untuk dilakukan proses fit and proper test, ternyata hingga kini nasib 10 calon UP BPBA dari masyarakat dan profesional tersebut belum ada kejelasan sama sekali. Ujarnya.
Ia melanjutkan, seperti diketahui, Tim Pansel UP BPBA Periode 2019-2024 yang diketuai Drs H Dermawan MM dibantu Dra Nur Janah Alsharafi Psikolog MM sebagai sekretaris, dan tiga anggota masing-masing Dr Khairul Munadi MT MEng, Nasir Nurdin dan Askhalani bekerja sejak Maret 2019.
Proses kerja Tim Pansel UP BPBA terdiri dari beberapa tahapan, yaitu seleksi administrasi yanf diikuti oleh 80 orang, tes tertulis (wawasan kebencanaan) dan psikotes yang diikuti 41 orang (1 orang tidak hadir), wawancara dan presentasi diikuti 16 orang. Dari 16 calon yang sampai ke tahap wawancara dan presentasi, Tim Pansel menetapkan 10 besar Calon UP BPBA dari Masyarakat Profesional. Terangnya.
Hadi menambahkan, menurut Tim Pansel ke-10 calon tersebut memiliki kualifikasi yang dibutuhkan, baik dari segi pendididikan, pengalaman, keahlian, visi dan misi, intelektual, sikap kerja, kepribadian, dan sejumlah persyaratan tambahan terkait wawasan kebencanaan.
GEMA melihat ini adalah satu kelemahan pada Pimpinan DPRA, sehingga hal yang bersifat urgent malah dibiarkan dan terkesan tidak peduli. “Sudah setahun menunggu, belum juga ada kejelasan kapan akan dilaksanakan fit and proper test yang namanya masuk 10 besar dari hasil seleksi Tim Pansel.” Ungkap Hadi.
Selain itu, hal yang sama juga terjadi dengan seleksi kepala Baitul MAL Aceh yang sampai saat ini belum ada titik temu setelah diseleksi oleh panitia Tim Independen yang diketui oleh Prof Alyasa’ Abubakar MA, yang sudah terpilih 15 besar pada Desember 2019 lalu, yang selanjutnya Plt Gubernur sudah memilih 8 besar dan diserahkan ke DPRA untuk di test menjadi 5 orang, yang akan menjadi Pimpinan BMA. Namun, sampai saat ini belum ada kejelasan juga dari Pimpinan DPRA mengenai hasil seleksi tersebut.
Melihat kondisi tersebut, GEMA meminta agar Pimpinan DPRA bisa segera menuntaskan persoalan yang sudah tergantung dari tahun 2019 tersebut. Pinta Hadi. (Red)