
Banda Aceh – Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman dalam tiga tahun menjabat telah membawa angin segar bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Gebrakan demi gebrakan dilakukan ekonom senior ini di bidang ekonomi untuk membantu pengembangan usaha menengah kecil, serta menekan praktik rentenir di Kota Banda Aceh.
Hal ini disampaikan oleh Anggota DPRK Banda Aceh, Teuku Arief Khalifah ketika memantau Proses jual beli di Pasar Al-Mahira Lamdingin, Minggu 26 Juli 2020.
“Saya pikir Wali Kota Aminullah sangat paham jika UMKM dapat diandalkan menjadi tulang punggung perekonomian kota. Ditengah pandemi Covid-19 saat ini sekalipun, Pak Wali tidak mengesampingkan peran vital UMKM dalam menggerakkan roda perekonomian kota.” Katanya.
Ia melanjutkan, bahkan Walu Kota mampu mengambil langkah cepat agar UMKM dapat bertahan ditengah pandemi Covid-19. Salah satunya dengan menyalurkan dana Rp 1 Miliar bagi UMKM lokal untuk memproduksi masker kain yang kemudian di bagi-bagikan gratis kepada masyarakat.” Ujar Arief yang juga Ketua Komisi III DPRK Banda Aceh.
Ia melanjutkan, di dirikannya Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Mahirah Muamalah sejak tiga tahun lalu juga telah membawa dampak positif, dimana kini persentase ketergantungan pengusaha kecil kepada rentenir turun dari 80 persen menjadi 14 persen.
“Dalam tiga tahun ini jumlah pelaku UMKM pun terus bertambah di Banda Aceh, per Mei 2020, jumlahnya mencapai 12.970. Sebagai perbandingan pada 2018 jumlah UMKM tercatat 10.994 dan 2019 sebanyak 12.012. Akses permodalan yang di tawarkan Mahirah Muamalah mampu meyakinkan masyarakat untuk membuka usaha. Tentunya ini berita baik ditengah Pandemi dan sulit nya mencari lapangan pekerjaan. Tak bisa dipungkiri, komitmen Wali Kota memajukan UMKM memang cap jempol,” terangnya.
Ketua Komisi III DPRK ini juga menambahkan, Pemerintah Kota harus terus mempertahankan konsistensi dalam memajukan UMKM.
“Yang positif harus terus dipertahankan, mulai dari pelatihan skill, pemberian peralatan/perlengkapan kerja, modal usaha bagi pegiat UMKM, hingga pencanangan 1.000 event dalam setahun, program-program ini harus mampu dilaksanakan dan dikemas dalam cara-cara yang membangun UMKM,” pungkas Arief. (Red)