10 Menit Sangat Berarti………….!!!!

Banda Aceh, 15 April 2019 – Deretan kendaraan berkelir merah terparkir rapi di garansi raksasa milik Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Banda Aceh. Truk pemadam kebakaran dengan berbagai ukuran itu diposisikan siap untuk keluar kapan saja dengan cepat dari areal perkantoran Dinas Pemadam Kebakaran Kota Banda Aceh. Meski sebagian besar kendaraan ini berusia tua, kendaraan ini siap membantu para petugas untuk memadamkan api secepat mungkin di lokasi kebakaran. “Semua kendaraan dalam kondisi baik. meski sebenarnya, Kota Banda Aceh memerlukan armada pemadam kebakaran yang lebih baru dan berukuran lebih kecil,” kata M Nurdin, S.Sos selaku Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Banda Aceh.

Kendaraan ini adalah bagian dari 13 (tiga belas) unit armada pemadam kebakaran yang disiagakan di 5 (lima) titik. Tersebar di seluruh penjuru Kota Banda Aceh. Di Posko Induk tersedia tiga unit armada tempur, tiga unit armada suplai, satu unit armada tangga. Di Pos Pango satu unit armada tempur, di Pos Simpang Mesra satu unit armada tempur, satu unit armada suplai, di Pos Peulangi satu unit armada tempur, satu unit Armada Suplai serta di Pos Keudah satu unit armada tempur. Kendaraan ini digunakan oleh sekitar 79 personil pemadam.

Dinas Pemadam Kebakaran diawaki oleh 79 personil. Menjaga agar tak ada kebakaran yang memusnahkan harta, benda bahkan nyawa warga kota adalah pekerjaan besar. Karena itu, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Banda Aceh terus berbenah dan membuat terobosan dalam meningkatkan pelayanan pemadaman kebakaran di ibu kota Provinsi Aceh ini. Salah satu jalan yang diambil M. Nurdin adalah dengan bekerjasama dengan sejumlah pemilik atau pengelola bangunan gedung dan tempat usaha seperti perkantoran, perbankan, rumah sakit, perhotelan maupun tempat usaha lainnya. Di tahun 2019, Dinas Pemadam meng gandeng pemilik 14 bangunan gedung besar. Nurdin berharap, dalam waktu dekat, kerjasama dapat dilakukan dengan seluruh pemilik gedung besar. Terutama bangunan yang rawan terhadap kebakaran dan merupakan bangunan publik. Kerja sama yang dilakukan Dinas meliputi membuat pelatihan kesiapsiagaan, simulasi kebakaran dan bantuan teknis pemeriksaan alat proteksi kebakaran. Nurdin berharap upaya ini dapat mencegah kebakaran meluas hingga petugas pemadam kebakaran datang memadamkan api.

Pengelola gedung yang ingin melakukan simulasi, kata Nurdin, dapat menghubungi dinas dan simulasi itu akan dilaksanakan secara gratis. Dibawah kepemimpinan M. Nurdin, pemadam akan selalu terbuka dan siap bekerjasama dengan semua pihak manapun. “Yang paling penting saat ini adalah mengedukasi masyarakat tentang bereaksi terhadap api serta menumbuhkan kesadaran untuk menjaga keamanan bangunan. Di tingkat internal, kami juga terus berbenah dengan meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan petugas. Para petugas harus menyadari bahwa mereka adalah ‘pahlawan’ yang dinanti-nanti saat musibah itu datang. ‘Pantang pulang sebelum api padam walaupun nyawa taruhannya,” kata M. Nurdin mengutip moto kerja Dinas Pemadam dan Penyelamatan Kota Banda Aceh. Nurdin mengaku selalu menyampaikan motivasi kepada anggotanya dan menyampaikan pentingnya doa dalam setiap awal pelaksanaan tugas, Sebab, tugas dari Dinas Pemadam Kebakaran harus sigap dan reaksi cepat dalam merespons kebakaran yang datang secara tiba-tiba.

Dengan lima wilayah manajemen kebakarandan jarak terjauh terjauh dari WMK tidak lebih dari 7 kilometer, M. Nurdin memastikan petugas akan tiba di lokasi kebakaran dalam waktu tidak lebih dari 10 menit sejak pengaduan diterima petugas. “Karena kami sadar, dalam 10 menit, ada banyak kerusakan yang ditimbulkan,” kata M. Nurdin. 

with@yda